Menteri Israel Ini Tuai Kecaman karena Tak Akui Keberadaan Orang Palestina
loading...
A
A
A
YERUSALEM - Seorang menteri Israel yang bertanggung jawab atas administrasi Tepi Barat yang diduduki menuai kecaman pada Senin (20/3/2023). Kecaman datang setelah dia mengatakan tidak ada sejarah atau budaya Palestina , serta tidak ada yang namanya rakyat Palestina.
Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, yang memicu kemarahan global awal bulan ini ketika dia menyerukan agar kota Palestina "dihapus", membuat pernyataan tersebut pada Minggu (19/3/2023) dalam pidato konferensi saat berkunjung ke Prancis.
"Apakah ada sejarah atau budaya Palestina? Tidak ada," katanya dalam rekaman pidato yang dibagikan secara luas di media sosial. "Tidak ada yang namanya orang Palestina," ujarnya, seperti dikutip dari Reuters.
Saat dia berpidato, Smotrich berdiri di podium yang ditutupi dengan variasi bendera Israel yang menunjukkan negara Israel dengan batas-batas yang diperluas yang mencakup Tepi Barat, Yerusalem Timur, Gaza, dan Yordania.
Seorang juru bicara Smotrich, dalam koalisi partai sayap kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, mengatakan bahwa bendera itu dihias oleh penyelenggara konferensi dan bahwa menteri tersebut adalah tamu.
Smotrich berpidato pada hari yang sama ketika para pejabat Israel dan Palestina bertemu di resor Mesir Sharm el-Sheikh untuk pembicaraan de-eskalasi menjelang bulan suci Ramadan dan hari raya Paskah Yahudi.
Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh mengutuk pernyataan Smotrich, dengan mengatakan bahwa itu merupakan hasutan untuk melakukan kekerasan.
Sebuah pernyataan terpisah oleh Kementerian Luar Negeri Palestina mengatakan, bahwa, dengan menyangkal keberadaan rakyat Palestina dan hak-hak nasional mereka yang sah di tanah air mereka, para pemimpin Israel "memupuk lingkungan yang memicu ekstremisme dan terorisme Yahudi terhadap rakyat kami".
Tepi Barat telah menyaksikan gelombang konfrontasi selama setahun terakhir, dengan serangan militer Israel hampir setiap hari dan meningkatnya kekerasan oleh pemukim Yahudi, di tengah serentetan serangan oleh warga Palestina.
Selama setahun terakhir, pasukan Israel telah membunuh lebih dari 250 warga Palestina, termasuk pejuang dan warga sipil, sementara lebih dari 40 warga Israel dan orang asing tewas dalam serangan Palestina.
Lihat Juga: 6 Kendala ICC Tak Mampu Menangkap PM Benjamin Netanyahu, Salah Satunya Arab dan Mesir Juga Tak Berkutik
Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, yang memicu kemarahan global awal bulan ini ketika dia menyerukan agar kota Palestina "dihapus", membuat pernyataan tersebut pada Minggu (19/3/2023) dalam pidato konferensi saat berkunjung ke Prancis.
"Apakah ada sejarah atau budaya Palestina? Tidak ada," katanya dalam rekaman pidato yang dibagikan secara luas di media sosial. "Tidak ada yang namanya orang Palestina," ujarnya, seperti dikutip dari Reuters.
Saat dia berpidato, Smotrich berdiri di podium yang ditutupi dengan variasi bendera Israel yang menunjukkan negara Israel dengan batas-batas yang diperluas yang mencakup Tepi Barat, Yerusalem Timur, Gaza, dan Yordania.
Seorang juru bicara Smotrich, dalam koalisi partai sayap kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, mengatakan bahwa bendera itu dihias oleh penyelenggara konferensi dan bahwa menteri tersebut adalah tamu.
Smotrich berpidato pada hari yang sama ketika para pejabat Israel dan Palestina bertemu di resor Mesir Sharm el-Sheikh untuk pembicaraan de-eskalasi menjelang bulan suci Ramadan dan hari raya Paskah Yahudi.
Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh mengutuk pernyataan Smotrich, dengan mengatakan bahwa itu merupakan hasutan untuk melakukan kekerasan.
Sebuah pernyataan terpisah oleh Kementerian Luar Negeri Palestina mengatakan, bahwa, dengan menyangkal keberadaan rakyat Palestina dan hak-hak nasional mereka yang sah di tanah air mereka, para pemimpin Israel "memupuk lingkungan yang memicu ekstremisme dan terorisme Yahudi terhadap rakyat kami".
Tepi Barat telah menyaksikan gelombang konfrontasi selama setahun terakhir, dengan serangan militer Israel hampir setiap hari dan meningkatnya kekerasan oleh pemukim Yahudi, di tengah serentetan serangan oleh warga Palestina.
Selama setahun terakhir, pasukan Israel telah membunuh lebih dari 250 warga Palestina, termasuk pejuang dan warga sipil, sementara lebih dari 40 warga Israel dan orang asing tewas dalam serangan Palestina.
Lihat Juga: 6 Kendala ICC Tak Mampu Menangkap PM Benjamin Netanyahu, Salah Satunya Arab dan Mesir Juga Tak Berkutik
(esn)